PERMASALAHAN YANG DIHADAPI DIDUNIA KONSTRUKSI
1. Berkaitan
Erat dengan saling ketergantungan pengaruh biaya, mutu, dan waktuPada
prinsipnya
pimpro memiliki tanggungjawab terhadap proses
pelaksanaan proyek sesuai dengan 4 tepat : Mutu ,Tuju ,Waktu ,Laku
Langkah-langkah dalam
penyelesaian masalah : penghentian kontrak ,pemutusan kontrak (termination),
pengamanan terhadap kontrak kategori kritis kesepakatan tiga pihak (three
parties agreement/tpa).
Penyebab
berhentinya/dihentikannya kontrak :
·
timbulnya
perang
·
pemberontakan,perang
saudara, sejauh kejadian-kejadian tersebut berkaitan dengan ri
·
keributan,
kekacauan dan huru hara
·
bencana
alam
dengan dihentikannya kontrak,
pemilik diwajibkan membayar kepada kontraktor biaya dan ongkos yang diatur
dalam syarat-syarat umum dan khusus kontrak.
Terjadinya
Pemutusan Kontrak Dengan Sebab-Sebab Berkut :
·
Kritis
·
Periode
i (rencana 0-70%) dari kontrak terlambat > 20%
·
Periode
ii (rencana 70-100%) dari kontrak terjadi keterlambatan > 10%
·
Terlambat
·
Periode
i (rencana 0-70%) dari kontrak terjadi keterlambatan 10-20%
·
Periode
ii (rencana 70-100%) dari kontrak terlambat 10 – 20%
·
Wajar
·
Apabila
keterlambatan periode i dan ii masih dibawah 10%
2. Masalah
yang berkaitan dengan koordinasi dan pengaturan manajemen
Menurut
Mc. Farland (Handayaningrat, 1985:89) koordinasi adalah suatu proses di mana
pimpinan mengembangkan pola usaha kelompok secara teratur di antara bawahannya
dan menjamin kesatuan tindakan di dalam mencapai tujuan bersama.
Peningkatan
spesialisasi akan menaikkan kebutuhan akan koordinasi. Tetapi semakin besar
derajat spesialisasi, semakin sulit bagi manajer untuk mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan khusus dari satuan-satuan yang berbeda. Paul R. Lawrence dan
Jay W. Lorch (Handoko, 2003:197) mengungkapkan 4 (empat) tipe perbedaan dalam
sikap dan cara kerja yang mempersulit tugas pengkoordinasian, yaitu:
·
Perbedaan
dalam orientasi terhadap tujuan tertentu.
Para
anggota dari departemen yang berbeda mengembangkan pandangan mereka sendiri
tentang bagaimana cara mencapai kepentingan organisasi yang baik. Misalnya
bagian penjualan menganggap bahwa diversifikasi produk harus lebih diutamakan
daripada kualtias produk. Bagian akuntansi melihat pengendalian biaya sebagai faktor
paling penting sukses organisasi.
·
Perbedaan
dalam orientasi waktu.
Manajer
produksi akan lebih memperhatikan masalah-masalah yang harus dipecahkan segera
atau dalam periode waktu pendek. Biasanya bagian penelitian dan pengembangan
lebih terlibat dengan masalah-masalah jangka panjang.
·
Perbedaan
dalam orientasi antar-pribadi.
Kegiatan
produksi memerlukan komunikasi dan pembuatan keputusan yang cepat agar
prosesnya lancar, sedang bagian penelitian dan pengembangan mungkin dapat lebih
santai dan setiap orang dapat mengemukakan pendapat serta berdiskusi satu
dengan yang lain.
·
Perbedaan
dalam formalitas struktur.
Setiap
tipe satuan dalam organisasi mungkin mempunyai metode-metode dan standar yang
berbeda untuk mengevaluasi program terhadap tujuan dan untuk balas jasa bagi
karyawan.
Rentang manajemen atau rentang
kendali adalah kemampuan manajer untuk melakukan koordinasi secara efektif yang
sebagian besar tergantung jumlah bawahan yang melapor kepadanya. Prinsip
rentang manajemen berkaitan dengan jumlah bawahan yang dapat dikendalikan
secara efektif oleh seorang manajer. Bawahan yang terlalu banyak kurang baik,
demikian pula jumlah bawahan yang terlalu sedikit juga kurang baik.
Istilah-istilah lain rentang
manajemen:
1. span of control
2. Span of authority
3. Span of attention atau span
of supervision
Hubungan
rentang manajemen dan koordinasi:
”Semakin besar jumlah rentang,
semakin sulit untuk mengoordinasi kegiatan-kegiatan bawahan secara efektif.”
Alasan
mengapa penentuan rentang yang tepat sangat penting adalah:
1. Retang manajemen mempengaruhi penggunaan
efisien dari manajer dan pelaksanaan kerja efektif dari bawahan mereka.Terlalu
melebarnya rentang berarti manajer harus mengendalikan jumlah bawahan yang
besar sehingga menyebabkan tidak efisien. Sebaliknya jika rentang terlalu sempit
dapat menyebabkan manajer tidak digunakan sepenuhnya.
2. Ada
hubungan antara rentang manajemen di seluruh organisasi dan struktur
organisasi.
Semakin sempit rentang
manajemen, struktur organisasi akan berbebtuk ”tall” dengan banyak tingkat
pengawasan di antara manajemen puncak dan tingkat paling rendah. Sedangkan
rentang manajemen yang melebar akan menghasilkan struktur yang berbentuk ”flat”
yang berarti tingkat manajemen semakin sedikit dan akan mempengaruhi
efektifitas manajer di semua tingkatan.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Rentang Manajemen
Pada
dasarnya faktor-faktor pengaruh yang dipertimbangkan adalah:
1.
Kesamaan fungsi-fungsi
Semakin sejenis fungsi-fungsi
yang dilaksanakan oleh kelompok kerja, rentangan semakin melebar.
2.
Kedekatan geografis
Semakin
dekat kelompok kerja ditempatkan, secara fisik, rentangan semakin melebar.
3.
Tingkat pengawasan langsung yang dibutuhkan
Semakin
sedikit pengawasan lengsung dibutuhkan, rentangan semakin melebar.
4.
Tingkat koordinasi pengawasan yang dibutuhkan
Semakin
berkurang koordinasi yang dibutuhkan, rentangan semakin melebar.
5.
Perencanaan yang dibutuhkan manajer.
Semakin
sedikit perencanaan yang dibutuhkan, rentangan semakin melebar.
6.
Bantuan organisasional yang tersedia bagi pengawas.
Lebih banyak bantuan yang
diterima pengawas dalam fungsi-fungsi seperti penarikan, latihan, dan
pengawasan mutu, rentangan semakin melebar.
3.
Contoh Proyek yang berhenti
Berhentinya
Pembangunan Gedung Baru
Pembangunan
kedua gedung baru Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada, yaitu gedung untuk
kegiatan perkuliahan, dosen, dan kemahasiswaan serta gedung Klinik Lingkungan
dan Mitigasi Bencana (KLMB), sudah lama berhenti. Banyak pihak yang
menyayangkan hal tersebut mengingat sebagian besar wilayah fakultas jadi tertutup
untuk umum karena alasan pembangunan gedung, padahal sampai saat ini
pembangunan gedung baru mencapai kerangkanya saja.
Menurut
Wakil Dekan Bagian Sarana dan Prasarana Fakultas Geografi UGM Dr. Slamet
Suprayogi M.S., pembangunan kedua gedung yang sesuai dengan renstra (rencana
strategis) UGM ini telah melalui proses yang panjang selama sekitar 1 tahun.
Pada awalnya, pihak fakultas mengajukan permohonan rencana pembangunan gedung
kepada pihak universitas dan mempersiapkan segala hal apabila permohonan pembangunan
tersebut diterima. Pada tingkat universitas, pengajuan rencana ini bersaing
dengan rencana pembangunan lain seperti rencana pembangunan gedung Fakultas
Kedokteran Hewan, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, asrama, Rumah Sakit
Akademik, Fakultas Biologi, dan lain-lain. Tidak disangka rencana pembangunan
gedung Fakultas Geografi berhasil menjadi salah satu dari 5 prioritas
pembangunan di UGM dengan berbagai pertimbangan universitas.
Setelah
berhasil menjadi 5 prioritas rencana pembangunan di tingkat universitas,
rencana-rencana tersebut selanjutnya dibawa ke Dikti (Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi) untuk diajukan kepada Banggar (Badan Anggaran). Kemudian
rencana-rencana tersebut dibahas oleh DPR-RI agar dapat diturunkan anggaran
pembangunannya. Ternyata, target mendapatkan APBN-Reguler untuk pendanaan yang
mestinya diberikan pada awal tahun 2011 tidak tercapai. Dana yang bisa turun
untuk pembangunan gedung tersebut hanya berasal dari APBN-Perubahan (APBN-P).
Akibatnya, pembangunan gedung tersebut tidak dapat langsung diselesaikan.
Meskipun demikian, bagi Slamet hal itu tidak perlu terlalu disayangkan. “Hal
tersebut merupakan satu hal yang perlu disyukuri. Berhasilnya rencana
pembangunan gedung Fakultas Geografi mendapat dana meskipun tidak sesuai target
adalah hal yang diluar dugaan karena pihak fakultas mengira hal tersebut akan
membutuhkan waktu lama,” ujar Slamet.
Dana
APBN-P yang turun sebesar Rp 20 miliar untuk gedung KLMB dan Rp 10 Miliar untuk
gedung perkuliahan agak tertunda karena banyaknya kasus yang beredar di dalam
lingkungan DPR-RI, sehingga pembangunan gedung pun menjadi terlambat, yaitu
pada bulan September. Pembangunan gedung tersebut memang direncanakan untuk
berjalan hanya selama 3 bulan karena dana yang turun tidak mencukupi untuk
langsung membangun 2 gedung setinggi 6 lantai sampai finishing. Berbeda dengan
pembangunan gedung FMIPA yang menggunakan uang dana masyarakat (damas) karena
jumlah mahasiswa FMIPA yang jauh lebih besar daripada mahasiswa FGE sehingga
pembangunan gedung FMIPA cepat selesai. Untuk pembangunan gedung FGE sendiri
murni dari dana APBN-P tanpa ada tambahan dana dari pihak fakultas dan tanpa
dana masyarakat dari mahasiswa sama sekali.
Dalam
pembangunan gedung ini, pihak fakultas hanya mengurus perizinan dan administrasi
serta menyediakan lahan untuk dibangun. Namun desain, dana yang turun, maupun
kontraktor yang mengerjakan merupakan urusan pihak panitia dari universitas.
Pihak fakultas justru tidak tahu menahu dengan hal-hal tersebut.
Pembangunan
gedung kemudian dihentikan pada 30 Desember 2011. Hal ini disebabkan
pembangunan direncanakan memang hanya berjalan selama 3 bulan. Pihak
universitas, pihak fakultas, dan pihak kontraktor tidak ingin mengambil risiko
untuk memaksa langsung menghabiskan dana yang turun agar pembangunan kedua
gedung tersebut langsung selesai. Karena jika pembangunan ternyata belum
selesai pada waktu yang telah ditargetkan maka akan menimbulkan masalah bagi
pihak-pihak tersebut. Pihak lain yang kalah dalam pelelangan gedung baru dan
berbagai LSM pun kemungkinan akan protes dan permasalahan tersebut dapat dibawa
sampai ke meja hijau apabila pembangunan tidak selesai pada waktu yang telah
ditargetkan.
Desain
master plan kedua gedung baru sudah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) karena perencanaan kedua gedung tersebut sudah mengikuti UKL-UPL (Upaya
Pengelolaan Lingkungan – Upaya Pemantauan Lingkungan). Master plan gedung pun
rencananya akan diedarkan di tiga tempat. Untuk gedung KLMB yang sedang dalam tahap
pembangunan ini selain dijadikan sebagai Klinik Lingkungan dan Mitigasi Bencana
juga akan dipakai menjadi tempat laboratorium riset dan pengembangan.
Laboratorium riset dan pengembangan tersebut didasarkan pada masterplan
akademik Fakultas Geografi yang dikhususkan pada prodi-prodi yang akan
mengembangkan sesuatu di tahun-tahun mendatang. Sedangkan tempat parkir
basement gedung untuk perkuliahan sudah terlebih dahulu difungsikan selama
proses pembangunan gedung masih berhenti meskipun masih jauh dari layak pakai.
Para mahasiswa yang membawa sepeda motor ke kampus pernah meminta agar
diberikan lokasi parkir yang terhindar dari sengatan matahari untuk menjaga
kondisi sepeda motor mereka sehingga pihak fakultas menyediakan tempat parkir
basement gedung yang masih dalam tahap pembangunan ini. Menurut rencana juga
akan dibangun jalan lingkar fakultas yang dapat dimanfaatkan jika terjadi
keadaan darurat.
Sumber :
Komentar
Posting Komentar